Home > Artikel > Harden dan Masker Kontroversial

Harden dan Masker Kontroversial

JAMES Edward Harden adalah istimewa. Untuk ukurannya dengan tinggi 196 cm (6 ft  5 inch) dan berat 100 kg, sosok Harden seperti pendek gemuk. Padahal tingginya setara dengan Michael Jordan (198 cm) dan almarhum Kobe Bryant (198 cm). Ia hanya berselisih 5 cm dengan Steph Curry (191 cm).
 
Curry adalah tiga kali juara NBA (2015, 2017, 2018). Steph adalah tiga kali MVP (2015, 2016). Steph adalah top scorer di NCAA (2009) dan NBA (2016).
 
Harden masih jauh dari trofi juara NBA, meski ia dua kali menjadi top scorer di NBA pada 2018 dan 2019. Ia berkolaborasi dengan Russell Westbrook di musim 2019-20 ini dengan impian: cincin juara NBA!
 
Harden adalah anak mami. Ia mengakui di berbagai kesempatan bahwa, sang ibu, Monja Willis adalah orang paling berpengaruh dalam hidupnya. Harden dan Monja setiap tahun menggelar Thanksgiving and Holiday di Houston Area.
 
Sebagai anak mami, ia suka sekali makanan chicken pasta. Harden juga suka berderma. Ia pernah berdonasi US$ 1 juta untuk korban topan Harvey di area Houston. Topan Harvey berdampak pada banjir.
 
Untuk kegitan sosial, Harden tampil di konser, komedi show, dan gim selebritas sofbol guna mengumpulkan dana unyuk yayasan yang dibuat. Pada 2019, walikota Houston, Sylvester Turner mengumukan peran Harden dalam merehab lapangan bola basket di kota.
 
Sebagai pebasket bergaji mahal, dari Wikipedia ia tercatat menerima bayaran US$ 38,2 juta (sekitar Rp 564,68 miliar). Ia menginvestasikan penghasilannya dengan membeli saham di tim sepakbola Major League Soccer (MLS), Houston Dynamo. Selain, Harden, tim Dynamo juga dimiliki oleh Oscar De La Hoya, Gabriel Bener, Ben Guill, dan Jake Silverstein. Tim Dynamo dilatih mantan pespakbola nasional AS yang kelahiran Uruguay, Tab Ramos.
 
Popularitas  Harden sejak SMA. Ia siswa SMA di Artesia. SMA Artesia pernah menghasilkan Ed dan Charles O’Bannon, dua bintang UCLA di masanya. Artesia juga menghasilkan Jason Kapono (Miami Heat). Di level senior di Artesia, Harden mencetak rekor menang-kalah 33-2 yang memberikan gelar kedua beruntun di pertandingan negara bagian California.
 
Cocok dengan D’Antoni
 
 
HARDEN didraft dan bermain di Oklahoma City Thunder pada 2009 pada ronde pertama pilihan ketiga. Pada 2012 ia bermain untuk Houston Rockets. Ia dilepas pada 31 Oktober 2012 bersama Cole Aldrich, Daequan Cook, dan Lazar Hayward. Gaya permainan cepat pelatih Rockets, Mike D’Antoni menuntut kondisi prima Harden.
 
“Kondisi terburuk sekarang sudah menjauh darinya. Ia selalu mengontrol berat badannya. Ia akan menjadi monster yang mengerikan,” ucap D’Antoni, pelatih kepala Rockets seperti dikutip Houston Chronicle. “Kondisi badan yang lebih slim adalah keuntungan bagi Rockets,” ucap D’Antoni.
 
D’Antoni pasti akan mendengarkan suara Harden. Ia menjadi kunci performa Rockets. Respek juga diberikan forward Boston Celtics, Jayson Tatum. 
 
“Gelar MVP 2019 seharusnya menjadi milik Harden. Ia berhak atas gelar MVP secara back to back. Ia tampil istimewa di setiap malam,” ucap Tatum. Tahun 2019, gelar MVP jatuh ke tangan Giannis Antetokounmpo (Milwaukee Bucks).
 
Musim lalu, statistik angka Harden 36,1 poin per gim 7,5 assist dan 6,6 rebound. Sedangkan Antetokounmpo rataan 27,7 angka 12,5 rebound 5,9 assist dan 1,5 blok. Antetokounmpo membawa Milwaukee Bucks 60-22 sebagai best record di NBA.
 
D’Antoni sempat pening karena muncul berita tidak sedap karena Harden terindikasi terkena Covid-19. Namun D’Antoni yakin kemampuan pemainnya bisa segera pulih. “Saya puas dengan performa tim Rockets saat mempersiapkan ke kompetisi lanjutan,” ucap D’Antoni seperti dikutip SB Nation. “Terlambat bergabungnya Harden, tidak berpengaruh pada performa kami.”
 
“Saya memiliki beberapa masalah keluarga, tetapi saya senang di sini. Rasanya sangat menyenangkan bisa kembali bersama teman-teman dan mengejar mereka. Setiap hari akan menjadi tantangan baru bagi kami, tetapi saya pikir kami telah mengambil langkah yang tepat,” ucap Harden di Orlando.
 
Periode lock down di NBA memaksa 30 tim menutup fasilitas pelatihan mereka sebagai tindakan pencegahan keselamatan. Beberapa pemain di sekitar liga mengungkapkan kurangnya sumber daya membuatnya sulit mempersiapkan musim restart. Harden mengambil keuntungan dari opportunity yang muncul dari pandemic Covid-19 ini. Istirahat tiga bulan memberi Harden kesempatan untuk meningkatkan kondisi tubuhnya, karena latihan karantina terdiri dari berlari, angkat berat, dan yoga.
 
Untuk persiapan di musim lanjutan NBA di era pandemic Covid-19, Rockets menjanjikan penampilan baru. Menurut GM Rockets, Daryl Morey mengatakan Mike D’Antoni memiliki ‘set ofensif baru’ untuk Rockets.
 
“Pada akhirnya, ini adalah tentang melakukan offense yang efisien dan hebat,” kata Morey sebelum latihan tim Jumat (17/7) di the bubble, Orlando. “Kami sudah menempati peringkat offense terbaik kedua, tapi kami bisa membuat itu lebih baik, saya pikir. Kami bisa dengan mudah menjadi yang pertama sepanjang babak play-off. “ timpal Morey
 
Bukan Masker Politik
 
KEHADIRAN Harden membuatnya menjadi salah satu daya tarik pergelaran sisa kompetisi NBA 2019-20 yang terhenti akibat wabah Covid-19. Bintang Houston Rockets itu secara tidak sengaja menciptakan badai sosial media pada Kamis malam, ketika memposting media sosial karena mengenakan masker biru yang kontroversial.
 
 
Penutup wajah Harden, termasuk garis biru tipis, telah dikenal sebagai simbol yang mewakili organisasi Blue Lives Matter. Para kritikus mengklaim bahwa simbol pro-polisi juga berarti supremasi kulit putih dan oposisi terhadap gerakan Black Lives Matter.
 
Sebelumnya, Harden menyatakan dukungannya untuk demo besar di AS baru-baru ini untuk George Floyd. Floyd adalah seorang pria kulit hitam yang meninggal pada 25 Mei lalu setelah seorang polisi kulit putih menahan dengan menggunakan lutut  di lehernya selama lebih dari delapan menit selama penangkapan di Minneapolis. Akibatnya, berdampak ajal bagi Floyd. 
 
Tampaknya terlalu sulit bagi Harden memakai topeng biru dengan memahami simbolisme itu. Harden Mengatakan Topeng ‘Blue Lives Matter’ Tidak Dimaksudkan Sebagai Pernyataan Politik, demikian judul dari Bleacher and Report. 
 
Berbicara kepada wartawan, Harden menjelaskan bahwa ia memilih masker itu karena ada pertimbangan ‘perlindungan’. “Karena menutupi seluruh janggutku.  Itu menutupi seluruh janggutku.  Kupikir itu terlihat keren, itu saja,” ucap Harden seperti dikutip Adam Wells, Bleacher Report.
 
Seperti yang ditulis oleh Tim Elfrink dari Washington Post, topeng “Garis Biru Tipis” yang dikenakan Harden dianggap sebagai “simbol pro-polisi yang telah lama diklaim oleh para kritikus juga merupakan kepanjangan dari supremasi kulit putih dan oposisi terhadap gerakan Black Lives Matter.”
 
NBA sangat berhati-hati dalam mempersiapkan diri menjelang kompetisi lanjutan akhir bulan ini. NBA juga cermat pada rumor yang merebak, termasuk isu yang dialami Harden, pekan lalu. 
 
Saya di catatan bola basket berikutnya akan menceritakan pengalaman wartawan NBA yang meliput NBA di era lanjutan kompetisi di era Covid-19. Siapa tahu IBL bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh kompetisi terbaik di dunia ini. ***
Sumber: NBA Media Central (foto Harden dan Mike D’Antoni);