Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo melarang masyarakat melakukan olahraga dengan sentuhan fisik seperti sepak bola dan bola basket. Namun, untuk olahraga dengan risiko rendah dan tanpa kontak fisik, Doni memperbolehkannya.
Olahraga yang termasuk risiko rendah, kata Doni, adalah olahraga perorangan seperti jogging dan jalan sehat di taman. “Olahraga dengan risiko rendah boleh. Kecuali dengan olahraga dengan sentuhan fisik seperti sepak bola dan basket,” kata Doni dalam rapat kerja di Komisi X DPR, Jakarta, Rabu (17/6).
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sendiri telah menyiapkan protokol kesehatan untuk kegiatan olahraga. Secara umum, protokol medis akan dibagi dua yaitu untuk olahraga yang tidak bersentuhan fisik dan yang sarat kontak fisik. Protokol tersebut bakal diterapkan untuk olahraga masyarakat, pemusatan latihan nasional atau selevel itu—seperti pemusatan latihan daerah—dan kompetisi.
Sejauh ini, pedoman kesehatan untuk olahraga yang tidak bersentuhan fisik sudah ada. Tinggal sekarang merancang protokol untuk olahraga kontak fisik. “Kebijakan olahraga tetap harus ada, tetapi yang bersentuhan fisik mungkin belum ada (protokol kesehatannya).
Olahraga yang tidak sentuhan fisik, misalnya panahan, menembak, bulu tangkis, tenis meja, atau yang bersifat tunggal, memiliki risiko kecil sekali sehingga kami (Gugus Tugas) mendorong untuk mulai,” ujar Doni.
Sementara itu, untuk olahraga tim—sebagai contoh sepak bola dan basket—Gugus Tugas berencana merancang protokol kesehatan bareng induk olahraga yang bersangkutan.
Sebelumnya beberapa cabang olahraga sudah berencana kembali menggulirkan kompetisi sekitar September atau Oktober 2020. Sebut saja sepak bola (Liga 1 dan Liga 2) dan basket (Liga Bola Basket Indonesia).