Hanya tim yang sudah dipersiapkan sejak lama yang lebih berpeluang meraih sukses ketimbang mereka yang kurang persiapan. Dalam setiap event apa pun, cabang olah raga apa pun, persiapan pemain atau tim jelas sangat penting. Sungguh sebuah ironi bila tim hanya memiliki persiapan yang sangat pendek. Apalagi saat tim terjun di level nasional seperti Kejurnas Basket KU16. Tidak sedikit pengprov yang memberangkatkan tim dengan persiapan yang mepet.
Mungkin tim-tim lain perlu bercermin dari kesuksesan tim putra DKI maupun tim putri Jatim yang melakukan persiapan dengan baik. Mereka tak sekadar ditunjang materi pemain yang bagus tapi memang dipersiapkan sudah sejak lama. Menurut manajer DKI, Joseph Setiawan, pelatih Toto Sudarsono mempersiapkan timnya selama tiga bulan. Pelatih pun melakukan seleksi yang ketat meski tetap mengandalkan pemain dari satu klub. “Saking ketatnya persaingan, pelatih baru mengumumkan pemain yang masuk tim hanya beberapa hari menjelang penutupan pendaftaran pemain,” ungkap Joseph.
Sebaliknya, tim finalis Jateng yang dipaksa menyerah oleh DKI, hanya mempersiapkan tim selama dua pekan. Padahal, pelatih David Ricardo masih harus melakukan seleksi pemain. Pasalnya, Jateng tidak diwakilkan klub tapi memang berdasarkan hasil seleksi.”Persoalannya dalam waktu hampir bersamaan juga digelar kompetisi lokal di Semarang. Jadi kami juga harus memantau pemain dari kompetisi,” jelas David.
Persiapan mepet pun dilakukan tim putri Jabar yang tampil sebagai finalis. Menurut pelatih Ato Suharto, dirinya hanya memiliki waktu satu pekan untuk mempersiapkan tim yang diambil dari klub di Cirebon. Repotnya, beberapa pemain yang diambil dari luar Cirebon baru bergabung saat tim akan berangkat ke Yogyakarta. “Jadi, ada pemain yang baru bertemu dengan rekan timnya saat mau ke Yogyakarta. Yang jelas, kami memang harus mempersiapkan dirinya lebih lama sebelum tampil di kejurnas,” jawabnya. Tim putra Kalbar yang membuat kejutan dengan menembus semifinal juga tidak terlepas dari persiapan yang cukup lama. Pelatih Andrew Liem membutuhkan waktu satu bulan untuk mematangkan timnya. Hanya, dirinya tetap masih merasa kurang dalam persiapan untuk membentuk tim tangguh.
“Setidaknya saya butuh waktu dua atau tiga bulan untuk mempersiapkan tim. Bahkan kami sempat berpikir tidak mengirim tim karena persiapan yang kurang,” jelas Liem. Ya, persiapan yang panjang tentu menjadikan tim bisa tampil maksimal di kejuaraan. Apalagi bila persiapan mereka didukung kompetisi yang rutin digelar di daerahnya. Jadi, persiapan tim tidak lagi hanya dalam hitungan pekan atau hari. Dengan demikian, mereka tidak datang jauh-jauh dari daerahnya hanya untuk menjadi bulan-bulanan tim lain tapi turut memanaskan persaingan.
tes